Kereta Dari Bandara Kulon Progo Ke Jogja
Kebandara dengan Kereta Bandara
Waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke stasiun akhir yaitu Stasiun Bandara YIA, membutuhkan waktu sekitar 1 Jam 19 Menit. Adapun kereta bandara ini memiliki empat rangkaian kereta dengan interior tempat duduk sofa berwarna hijau yang empuk dan saling berhadapan antara satu penumpang dengan penumpang yang lainnya. Serta dilengkapi juga dengan fasilitas colokan listrik di setiap bagian tempat duduk kereta tersebut. Jadi, kamu tidak perlu khawatir jika baterai HP-nya lemah atau kehabisan daya baterai.
Sesampainya di Bandara YIA. Ketika keluar dari stasiun, kamu akan langsung disuguhi dengan berbagai macam ornamen seperti Miniatur Tugu Jogja beserta pasukannya yang memakai pakaian khas pasukan Keraton Jogja, ornamen lampu khas Kota Yogyakarta beserta rambu tulisan Jalan Malioboro, patung dinosaurus yang bisa bergerak, dan berbagai macam stand dan kios yang menawarkan kuliner dan oleh-oleh khas Kota Pelajar yang sarat akan keistimewaannya ini.
Di luar stasiun bandara juga diselenggarakan berbagai macam pertunjukan kesenian dan musik khas Yogyakarta. Kemudian sesampainya di Bandara YIA, kamu juga akan langsung disuguhi pemandangan begitu megah dan besarnya bangunan bandara yang baru diresmikan pada 28 Agustus 2020 ini. Dengan gaya arsitektur bangunan yang modern dan futuristik dengan dihiasi ormanen bangunan tradisional khas Keraton Yogyakarta, serta jejeran mobil antik nan lawas yang turut menghiasi bandara besar kebanggaan Yogyakarta ini. Membuat banyak orang baik dari kalangan penumpang pesawat maupun pengunjung yang hanya sekedar jalan-jalan saja, tertarik untuk mengunjungi bandara baru Yogyakarta ini dan berfoto di salah satu sudut ikonik yang dimiliki bandara tersebut.
Yogyakarta International Airport atau disingkat dengan YIA itu sendiri berdiri diatas lahan seluas 600 hektar di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Melayani berbagai macam rute penerbangan domestik maupun mancanegara. Dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti berbagai macam tempat makan, toko souvenir, hotel untuk menginap penumpang, gedung parkir, serta Masjid Agung Al-Akbar.
Tidak hanya terdapat fasilitas kereta bandara untuk konektifitas dari bandara ke Kota Yogyakarta. Di bandara ini juga, kamu akan menjumpai berbagai macam jenis jemputan seperti Bus dan Elf Damri. Serta berbagai macam layanan penjemputan dari agen travel, taxi, dan penjemputan dengan skema aplikasi online seperti Gojek dan Grab.
Nah jika kamu juga akan melakukan perjalanan melalui peswat, kamu tinggal berjalan ke bagian keberangkatan. disana akan mendapati beberpa pemeriksaan. Di ruang tunggu keberangkatan kamu akan melihat Tulisan besar Pasar Kotagede YIA, nah di tempat itu kamu bisa cari oleh-oleh dan nongrong.
Keberangkatan Stasiun Bandara YIA Yogyakarta
05.12 WIB (Stasiun YIA) - 05.47 WIB (Stasiun Yogyakarta) *YIA Xpress
06.42 WIB (YIA) - 06.57 (Wates) - 06.21 (Yogyakarta)
06.54 WIB (MIA) - 07.29 (Yogyakarta) *YIA Xpress
07.16 WIB (YIA) 07.31 (Wates) 07.55 (Yogyakarta)
07.54 WIB (YIA)-08.09 (Wates) - 05.33 (Yogyakarta)
08.42 WIB (VIA) - 09.17 (Yogyakarta) *YIA Xpress
09.17 WIB (YIA) - 09.32 (Wates) - 09.56 (Yogyakarta)
10.29 WIB (YIA) - 11.04 (Yogyakarta) *YIA Xpress
11.21 (VIA) 11.56 (wates) 12.00 (Yogyakarta)
12.30 WIB (YIA) - 12.45 (Wates) - 13.09 (Yogyakarta)
13.29 WIB (YIA) - 14.04 (Yogyakarta) *YIA Xpress
14.65 WIB (YIA)-14.50 (Wates) - 16.14 (Yogyakarta)
15.14 WIB (YIA)-15.49 (Yogyakarta) *YIA Xpress
16.05 WIB (YIA) -16.20 (Wates) - 16.44 (Yogyakarta)
16.41 WIB (YIA)-16.56 (wates) - 17.20 (Yogyakarta)
17.41 WIB (YIA)-10.16 (Yogyakarta) *YIA Xpress
18.10 WIB (YIA) - 18.25 (Wates) - 18.49 (Yogyakarta)
18.45 WIB (YIA) - 19.00 (Wates)- 19.24 (Yogyakarla)
19.35 WIB (VIA)- 20.10 (Yogyakarta) *YIA Xpress
20.06 WIB (YIA) 20.21 (Wates) - 20.45 (Yogyakarta)
21.25 WIB (YIA) - 22.00 (Yogyakarta) *YIA Xpress
Tarif Rp 20 ribu (YIA-Yogyakarta dan YIA-Wates)
Tarif Rp 10 ribu (Yogyakarta wates)
Tarif Rp50 ribu (YIA-Stasiun Tugu)* YIA Xpress
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Regency in Yogyakarta, Indonesia
Kulon Progo Regency (Javanese: ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ꦥꦿꦒ, romanized: Kulon Praga, Javanese pronunciation: [ˈkulɔn ˈprɔɡɔ], Indonesian pronunciation: [ˈkulɔn pəˈroɡo]) is one of the four regencies within the Yogyakarta Special Region, Indonesia. It is located on the island of Java, with a coastline on the south of that island. The regency's name stems from the fact that it is situated to the west (in Javanese "kulon") of the Progo River. The capital is Wates. The greatest part of the population of the regency work as farmers. Kulon Progo Regency is surrounded by the Menoreh Hills. The area of the regency is 586.28 km2, and the population was 388,755 at the 2010 census[2] and 436,395 at the 2020 census;[3] the official estimate as at mid 2023 was 443,053 - comprising 219,451 males and 223,602 females.[1]
In 1674, Keraton Mataram, Yogyakarta was attacked by Trunojoyo who received assistance from Macassar, resulting in damage to the palace; the king Amangkurat I had to flee and asked the Netherlands for help, till he died in Tegal during flight.
To anticipate attacks from Trunojoyo's followers, in 1677 the palace of Mataram led by Amangkurat II as the crown prince of Amangkurat I asked for the regent Ponorogo to obtain the palace protection by bala Warok famous skilled in war and asked for help from the Dutch colonial to capture Trunojoyo. After Mataram palace was guarded by Warok of Ponorogo, Tronojoyo had difficulties to penetrate the palace and was arrested and finally sentenced to death in 1679.
The Warok who managed to protect the palace got the prize a place to stay in the west of Mataram palace to facilitate the palace defence in case of an attack against the palace. The place was named Kulon Ponorogo and is now known as Kulon Progo which means Keraton Mataram western Ponorogo.
The area which currently includes the regency of Kulon Progo was - until the end of Dutch colonial rule - the territory of two regencies, namely the former Kulon Progo (which was a regency of the Ngayogyakarta Sultanate) and Adikarto (which was a regency of the Pakualaman Duchy). Both regencies were merged into Kulon Progo administration on 15 October 1951.
Pasar Kotagede YIA, Kebanggan UKM DIY
Jumlah UKM Mitra Galeri Pasar Kota Gede YIA sekitar 500 UKM dengan lebih dari 4000 produk. Jumlah tersebut masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah UMKM di DIY yang jumlahnya lebih dari 300 ribu. Untuk pengelolaan Pasar Kotagede YIA Dinas Koperasi dan UKM DIY menerapkan 2 model pergantian UKM, pertama dengan model sistem evaluasi setiap 3 bulan untuk melihat produk-produk yang banyak diminati dan yang tidak. Sehingga jika produk tidak diminati maka akan diganti dengan produk yang lain dan UKM lain.
Dan yang kedua adalah sistem rolling dimana secara berkala setiap UKM akan diganti dengan UKM lainnya, dengan maksud untuk memberi kesempatan UKM-UKM lebih merata, Penyegaran display produk, dan memperkenalkan UKM unggulan DIY lebih banyak lagi.
Untuk UKM mitra yang sudah tidak tampil lagi produknya maka ditampilkan di fasilitas Display Digital yang akan menghadirkan profil-profil pendek dari setiap UKM. DI Galeri Pasar Kotagede YIA terdapat sekitar 4 TV yang di sebar di beberapa titik yang di gunakan untuk Display promosi profil UKM Mitra.
Untuk menjadi mitra Galeri Pasar Kotagede YIA, UKM harus melalui Kurasi Pasar Kotagede YIA Dinas Koperasi dan UKM. Mitra PKG sebelumnya harus terdaftar sebagai mitra SIBakul Jogja yaitu satu platform aplikasi untuk pembinaan UKM DIY.
Setelah terdaftar sebagai mitra SiBakul Jogja peserta mengikuti kegiatan MarketHUB yang merupakan pasar digital UMKM DIY. di MarketHub UKM diminta mengupload beberapa produk yang nanti akan di bantu pemasarannya di SiBakul MarketHUB. Kurasi marketHUB adalah seputar kelengkapan data diri, data usaha, NIB dan konten produk yang di upload. Konten produk harus memiliki unsur-unsur
Lolos dari MarketHUB maka bisa mengajukan Kurasi Pasar Kotagede dan mengikuti tahapan dari mulai verifikasi oleh Kabupaten Kota hingga kegiatan Kurasi Produk dan QC.
Verifikasi kabupaten/kota adalah seputar kelengkapan usaha, yaitu:
Setelah lolos verifikasi, UKM akan mendapatkan pemberitahuan jadwal kurasi, dan ketika pelaksanaan UKM membawa produk yang akan di nilai oleh kurator, Kurator akan memutuskan tiga konsisi, yaitu Lolos, Lolos dengan catatan, dan tidak lolos.
Untuk status lolos dengan catatan, UKM harus melaksanakan rekomendasi sesuai catatan kurator dan mengisi form konfirmasi sudah melakukan rekomendasi.
Untuk yang lolos UKM eakan mendapatkan informasi jadwal QC yang kemudian produk mulai di pasarkan di Galeri Pasar Kotagede.
Semua tahapan dilakukan secara online melalui aplikasi SIBakul Jogja, kecuali kegiatan kurasi produk, dimana akan ada penilaian langsung dari Kurator kepada produk UKM.
Verifying that you are not a robot...
Harianjogja.com, JOGJA—Jadwal Kereta Bandara atau KA Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Senin (25/3/2024) dapat disimak di sini. Selain jadwal KA Bandara YIA reguler terdapat juga jadwal KA Bandara YIA Express.
Kereta Bandara hadir melayani masyarakat yang ingin melakukan perjalanan dari Kota Jogja menuju bandara di Kulonprogo, Yogyakarta International Airport (YIA). Keberangkatannya yakni dari Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu. Jadwal keberangkatan kereta bandara reguler ini paling pagi pukul 04.20 WIB.
Demikian sebaliknya kereta ini juga melayani perjalanan dari bandara YIA menuju Kota Jogja dengan keberangkatan paling awal pukul 05.08 WIB.
Adapun jarak tempuh kereta bandara adalah 35 menit untuk kereta Xpress dan 40 menit untuk reguler. Untuk kereta Xpress tanpa transit di Stasiun Wates untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Sementara yang reguler berhenti di Stasiun Wates.
BACA JUGA: GIPI DIY Siapkan Produk Maksimalkan Lama Tinggal Wisata di Libur Lebaran
Pastikan telah mengantongi jadwal keberangkatan kereta api bandara sebelum menuju stasiun agar anda bisa melakukan persiapan. Harga tiket KA Bandara Reguler Rp20.000.
Selain reguler, ada pula kereta premium yakni YIA Xpress yang tiketnya seharga Rp50.000.
Jadwal perjalanan KA Bandara YIA sebagai berikut:
Berapa Lama Naik Kereta Bandara YIA?
Sebagai informasi ada 2 pilihan kereta, yakni Reguler dan Xpress. Kereta Xpress hanya langsung rute YIA-Stasiun Tugu (PP) tanpa berhenti di Stasiun Wates.
Waktu tempuh kereta Xpress ini hanya 35 menit. Lebih cepat daripada kereta Reguler. Sedangkan rute kereta YIA Reguler dari YIA-Stasiun Wates-Stasiun Tugu (PP). Waktu perjalanannya sekitar 40 menit.
Harga tiketnya lebih murah dibandingkan Xpress, yakni Rp20.000. Khusus perjalanan Stasiun Tugu-Stasiun Wates dan sebaliknya hanya membayar Rp10.000.
Adapun harga tiket kereta Bandara YIA Xpress adalah Rp50.000. Salah satu keuntungan naik kereta Xpress bisa memilih nomor kursi.
Kereta YIA Xpress dan Reguler memiliki rangkaian masing-masing. Dengan begitu, memiliki jadwal keberangkatan yang berbeda. Anda perlu mencermati jadwal KA Bandara YIA.
Anda bisa membeli tiket kereta melalui vending machine yang tersedia di stasiun keberangkatan. Apabila tidak mau kehabisan tiket kereta bisa beli secara online melalui laman Railink, Access by KAI, atau aplikasi KA Bandara.
Keberangkalan Stasiun Yogyakarta - YIA
04.20 WIB (Stasiun Jogja) - 04.55 WIB (Stasiun YIA) *YIA Xpress
04.50 WIB (Yogyakarta) - 05.16 (Stasiun Wates) >>> 05.29 (YIA)
05.33 WIB (Yogyakarta) - 05.59 (Wates) >>> 06.12 (YIA)
06.04 WIB (Yogyakarta) - 06.39 (YIA) *YIA Xpress
06.30 WIB (Yogyakarta) - 06.56 (Wates) >>> 07.09 (YIA)
07.47 WIB (Yogyakarta) - 08.22 (YIA) *YIA Xpress
08.28 WIB (Yogyakarta) - 08.54 (Wates) - 09.07 (YIA)
09.30 WIB (Yogyakarta) - 10.05 (YIA) *YIA Xpress
10.20 WIB (Yogyakarla) - 10.16 (Wates) - 10.59 (YIA)
10.55 WIB (Yogyakarta) - 11.21 (Wates) - 11.34 (YIA)
12.34 WIB (Yogyakarta) - 13.09 (YIA) *YIA Xpress
13.40 WIB (Yogyakarta) - 14.06 (Wates) - 14.19 (YIA)
14.15 WIB (Yogyakarta) - 14.50 (YIA) *YIA Xpress
14.54 WIB (Yogyakarta) -15.20 (Wates)- 15.33 (YIA)
15.33 WIB (Yogyakarta) - 15.59 (wates) - 16.12 (YIA)
16.02 (Yogyakarta) - 16.37 (YIA) *YIA Xpress
16.58 WIB (Yogyakarta) - 17.24 (wates) - 17.37 (YIA)
17.40 WIB (Yogyakarta) 18.06 (Wates) 18.19 (YIA)
18.30 WIB (Yogyakarta) - 19.05 (YIA) *YIA Xpress
19.17 (Yogyakarta) 19.43 (Wates) 19.56 (VIA)
20.35 WIB (Yogyakarta) - 21.10 (YIA) *YIA Xpress
Yogyakarta International Airport
The central Indonesian government has indicated that a new airport for the Yogyakarta Special Region will be located in the Kulon Progo Regency. The plan is to build an airport with a 3,250 metre runway with 45 meters width and dual linear terminals to serve as an international gateway. The initial plan is to provide facilities to serve up to 10 million passengers per year for 28 aircraft together. Later expansions might accommodate up to 20 million passengers per year in phase-3. Around 637 hectares of land is being set aside for the project. Of this, 40% is classified as "Paku Alam (Sultan)" land while the rest belongs to local communities. The location is in Temon District between Congot Beach and Glagah Beach (which covers Palihan village, Sindutan village, Jangkaran village and Glagah village). In August 2013, 75 percent of land has been occupied.[5][6]
An airport train has been planned to serve Yogyakarta and the airport. The rail use existing rail plus 4 kilometers new rail from Kedundang Station to Temon Airport. Due to new rail is only short, so the train hopefully will be ready when the airport is ready to operate.[7]
Local residents of the Kulon Regency have been resisting the plans for the new airport. They claim there are several environmental issues with the proposed site as well as issues of safety, due to the area being at high risk for tsunamis and other natural disasters. There is also concern that the local residents who currently make their living by farming the area would be displaced.[8]
Tidak jauh dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, terdapat tempat kuliner bernama Kopi Jolotundo. Restoran bernuansa Jawa dengan suguhan pemandangan sawah ini banyak dikunjungi publik figur hingga pejabat negara.
Mulai dari artis Wulan Guritno, presenter kondang Ramzi Geys Thebe hingga ustadz beken Gus Miftah tercatat pernah l ke Jolotundo. Bahkan, salah satu pejabat negara sekaligus tokoh nasional, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD sudah beberapa kali ke sini untuk menyantap kuliner "ndeso" sembari menikmati momen terbenamnya mentari.
"Yang cukup sering ke sini ada Pak Profesor Mahfud MD, beliau sudah tiga kali. Jadi ketika beliau punya kesempatan ke Jogja, pasti menyempatkan datang ke Jolotundo. Biasanya sambil nunggu (pesawat ) kembali ke Jakarta, beliau prefer datang ke Jolotundo, khususnya di waktu sore untuk menikmati sunset," ucap pengelola Jolotundo, Wawan Gunawan, saat ditemui di lokasi, Minggu (6/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jolotundo terletak di area persawahan wilayah Kalurahan Sogan, Kapanewon Wates, Kulon Progo. Lokasinya tergolong dekat dengan bandara YIA, yakni berkisar 8,7 km atau 15 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Tempat kuliner yang baru beroperasi sekitar dua tahun terakhir ini mengusung konsep tradisional Jawa. Bisa dilihat dari struktur bangunan yang menggunakan joglo khas Jogja komplit dengan ornamen pendukungnya.
Umumnya restoran Jawa, Jolotundo juga menyediakan hidangan tradisional atau yang beken disebut menu "ndeso". Menu andalannya yakni sayur lodeh, tempe lombok hijau, tumis kikil, ayam bumbu lengkuas dan oseng daun pepaya.
"Menu andalan kami ada sayur lodeh tempe lombok ijo karena itu paling banyak dicari. Kemudian menu favorit lainnya dan ada ada tumis kikil, ayam goreng lengkuas serta oseng daun kates (pepaya) yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga pahitnya tidak terlalu terasa," ujar Wawan.
Sembari menyantap hidangan ndeso, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam sekitar berupa hamparan sawah. Jika datang saat sore hari, pengunjung dapat menyaksikan momen terbenamnya matahari yang tampak jelas dari tempat ini.
"Untuk menikmati suasana alam, dengan view sawah tadi saya rekomendasikan datang Jam 10 sampai jam jelang sunset. Karena best viewnya itu sunset, jadi orang makan di pinggir sawah nah itu sambil menikmati sunsetnya," ucap Wawan.
Wawan mengatakan, pihaknya juga menyediakan fasilitas lain berupa keliling pedesaan mengucapkan mobil Jeep. Cukup merogoh kocek Rp50 ribu per orang, pengunjung bisa jalan-jalan santai berkeliling desa dan area persawahan sekitar.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya.....
"Additional servis kami selain bisa makan dengan nuansa joglo dan sawah, ada juga Jolotundo Jeep and adventure. Jadi kami siapkan jeep bagi customer yang setelah makan dan ngopi, bisa juga jalan-jalan pakai Jeep kita keliling Desa Sogan. Tarifnya terjangkau satu trip Rp 50 ribu untuk empat orang maksimal dengan durasinya 15-20 menit," terangnya.
Salah satu pengunjung Kopi Jolotundo, Kurnia Astuti mengaku terkesan dengan suasana yang dihadirkan restoran ini. Selain itu, menu yang dihidangkan komplit dengan rasa yang pas bagi lidahnya.
"Pertama kali ke sini suasananya enak ya. Adem, terus rindang banyak pohon. Makanannya juga cukup enak, bumbunya terasa banget. Kebetulan tadi coba kikil sama daun pepaya lauk tempe bacem," ucapnya.
Sementara itu, pengunjung lain, Noviayu mengaku cukup sering berkunjung ke Jolotundo. Biasanya dia mampir untuk menghabiskan waktu menunggu keberangkatan pesawat di YIA.
"Karena deket bandara ya, jadi kalau pas ada jadwal ke luar kota naik pesawat pasti mampirnya ke sini dulu, sekalian healing," ujarnya.
SERAYUNEWS – Informasi jadwal kereta Bandara dari YIA ke Stasiun Tugu Jogja. Kereta bandara ini menjadi salah satu pilihan transportasi yang cepat dan mudah diakses oleh masyarakat.
Kereta ini berangkat dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju ke Stasiun Tugu Jogja pulang pergi (PP). KA Bandara YIA beroperasi setiap hari untuk melayani penumpang pesawat dari YIA menuju ke Wates ataupun Kota Jogja.
Demikian juga sebaliknya dari Kota Jogja (Stasiun Tugu) menuju ke bandara di Kulonprogo.
Administrative districts
Kulon Progo Regency is divided into twelve districts (kapanewon), listed below with their areas and their populations at the 2010 census[2] and the 2020 census,[3] together with the official estimates as at mid 2023.[1] The table also includes the locations of the district administrative centres, the number of administrative villages (classed as kalurahan) in each district, and its post code.
Some local development efforts, carried on with the support of local cooperatives, work towards reafforestation activities. Trees being planted in the regency for both commercial and social reasons include Jati (Teak or Tecnona grandis), Mahogany (Swietenia mahagoni), Albasia (Albizia), and sono keliling (Blackwood or Rosewoon, Dalbergia latifolia).[4]
Jam Keberangkatan Kereta dari YIA ke Stasiun Tugu
– Pukul 05.12 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 06.35 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 06.54 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 08.42 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 10.12 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 10.29 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 12.10 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 13.29 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 15.14 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 17.41 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 19.35 WIB (YIA Xpress)
– Pukul 21.00 WIB (YIA Xpress)
Sekilas Pasar Kotagede YIA
Pasar Kota Gede YIA – Buat sobat yang sedang berada di ruang tunggu penumpang di dalam Bandara YIA maka sobat akan menjumpai sebuah tulisan besar Pasar Kotagede. Didalamnya terdapat Galeri UKM DIY dan Angkringan Malioboro yang menyuguhkan aneka macam produk dari UKM DIY. Konsep eksterior dan interiornya bernuansa khas Jogja, perpaduan antara Benteng Kraton dan suasana Malioboro dan Kraton.
Ketika masuk ke dalam Pasar Kotagede kita disambut oleh among tamu dengan pakaian jawa yang sangat apik, keramah tamahan dan senyumnya akan sulit di lupakan, ditambah alunan gamelan dan angkringan, bisa membuat kita ingin berlama-lama disana. Di galeri tersebut juga menghadirkan ribuan produk UMKM yang ditata layaknya etalase mall modern, aneka produk ditata secara apik dan menarik sehingga sulit untuk tidak membeli dalam jumlah banyak.
Pasar Kotagede di Bandara YIA ini tidak hanya menjadi tempat bertemunya para konsumen, tetapi juga ada konsep untuk pelestarian budaya. Konsepnya selain Galeri yang menampilkan produk kebudayaan, seperti Gamelan, Wayang dan alunan musik Jawa, juga dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam bentuk pelayanan kepada pembeli, penataan eksterior dan interior, serta pengenalan budaya melalui literasi digital yang di tampilkan di media display, dan media cetak yang disediakan.
Untuk konsep penataan produk Galeri Pasar Kotagede pengelompokannya dijajar sesuai jenisnya, bukan asal daerahnya. Ketika berkeliling di galeri dengan luas sekitar 1.200 meter persegi ini akan dijumpai barang-barang yang dijual antara lain aneka minuman tradisional, makanan oleh-oleh, boneka, kacamata dengan bingkai kayu, stick drum, aneka pernak-pernik, hingga kaos dan pakaian batik.