Memakai Celana Dalam Terbalik Pertanda Apa
Ukur panjang celana pendek
Saat mengenakan celana pendek, sebaiknya kenakan celana yang ukurannya tidak terlalu panjang atau pendek. Jika kamu mengenakan celana terlalu pendek, penampilanmu akan terlihat sedikit aneh.
Oleh karena itu, pilihlah celana yang sesuai dengan ukuranmu. Jika ingin terlihat formal dan stylish, kamu bisa pilih potongan celana 5cm di atas lutut. Ukuran ini cukup panjang dibandingkan dengan celana pendek pada umumnya.
Celana Populer Setelah Perang Dunia
Popularitas penggunaan celana pada perempuan kembali muncul setelah para perempuan sipil mengambil alih pekerjaan tradisional pada saat Perang Dunia I tahun 1914-1918. Saat itu perempuan pejuang menggunakan celana untuk sehari-hari.
Selanjutnya, pada masa Perang Dunia II (1939-1945), celana lebih banyak dikenakan oleh perempuan sipil dan militer, baik di tempat kerja maupun dalam pergaulan.
Wanita terus menikmati mengenakan celana setelah perang, terutama untuk olahraga atau rekreasi. Tetapi tren gaya wanita sebagian besar tetap terpaku pada rok atau gaun selama tahun 1960-970-an.
Tidak hanya dikenakan perempuan sipil, saat itu juga semakin banyak perempuan yang memperjuangkan haknya dalam memakai celana. Hingga pada saat ini, celana merupakan pakaian unisex atau bebas yang dipakai oleh perempuan untuk sehari-hari.
Celana jeans atau jin bisa dibilang tipe celana andalan bagi semua kalangan. Sudah banyak juga model celana jeans yang membuat pria terlihat semakin modis. Namun siapa sangka, sering memakai celana jeans, apalagi yang ketat, memiliki bahaya bagi penis pria.
Bahaya memakai celana jeans ketat bagi kesuburan pria
Menurut Nemours Children’s Health, memakai celana jeans ketat mungkin secara tidak langsung memengaruhi kesuburan.
Begini, ada alasan kenapa testis dan skrotum berada di luar tubuh.
Suhu normal tubuh manusia yang sebesar 36 °C sebenarnya terlalu panas untuk produksi sperma.
Skrotum yang berada di luar tubuh memiliki suhu yang lebih dingin sehingga ideal untuk memproduksi sperma.
Nah, memakai celana dan pakaian dalam yang ketat bisa meningkatkan suhu testis sehingga menurunkan jumlah produksi sperma.
Namun, banyak ahli berpendapat perubahan suhu saja tidak cukup mengurangi produksi sperma secara signifikan.
Beri ruang agar organ vital bernapas
Memilih celana dengan bahan yang longgar dan dingin tidak hanya memberikan rasa nyaman pada organ reproduksi pria Anda.
Celana ini bisa menjaga suhu skrotum dan testis tetap normal, sehingga tidak memengaruhi produksi sperma.
Perlu diingat bahwa, meskipun celana jeans ketat dapat menonjolkan bentuk tubuh, pikirkan dampak kesehatannya pada tubuh Anda.
Dalam beberapa kasus, celana yang terlalu ketat bisa menyebabkan penyakit pada sistem reproduksi pria atau memperburuk masalah kesuburan.
[embed-health-tool-bmi]
Celana pendek menjadi salah satu pakaian yang gemar dikenakan oleh pria. Selain anti ribet, celana pendek juga mudah dipadu padankan dengan berbagai outfit lainnya. Agar bisa tampil maksimal dan sangat santai dengan potongan celana yang satu ini, kamu hanya perlu tahu trik yang tepat agar tidak jadi saltum alias salah kostum.
Coba deh simak lima aturan yang harus kamu tahu tentang memakai celana pendek. Yuk, simak dan maksimalkan gaya kamu!
Vagina yang sehat cenderung asam
Noda seperti bleach pada celana dalam bisa terjadi karena keasaman dari keputihan kamu. Sifat asam dari keputihan bisa berinteraksi dengan pewarna pada celana dalam dan menyebabkan noda.
Adanya bercak atau noda pada celana dalam tidak selalu berarti ada yang salah dengan keputihan atau vagina. Kalau nodanya ringan, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya.
Untuk memahami kenapa itu bisa terjadi, kamu perlu tahu tentang pH vagina. Merupakan singkatan dari potential hydrogen, pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam suatu zat. Kadar pH memberi tahu apakah itu bersifat asam atau basa.
Skala pH adalah dari 0 hingga 14 atau 1 hingga 14, tergantung sumber kamu. Bagaimanapun, air keran murni berada di tengah-tengah, yaitu pada angka 7. Apa pun dengan pH di bawah 7 bersifat asam. Ini termasuk jus lemon (pH 2), kopi hitam (pH 5), urine (pH 6), termasuk cairan vagina atau keputihan.
Kisaran pH vagina normal berkisar antara 3,8 hingga 4,5 yang dianggap cukup asam. Perempuan usia subur biasanya memiliki nilai pH berkisar dari 4,0 hingga 4,5. Bagi usia sebelum menstruasi pertama terjadi atau pada masa pascamenopause, nilai pH-nya mungkin di atas 4,5.
Jadi, cairan yang keluar dari vagina bersifat asam, dan keluaran asam ini dapat mengubah warna celana dalam. Namun, penting untuk diingat bahwa itu adalah keputihan yang normal dan sehat untuk vagina.
Jumlah keputihan umumnya meningkat saat kamu berovulasi dan saat hamil. Jika terkena udara, maka bisa menimbulkan noda warna kuning atau oranye pada celana dalam akibat oksidasi.
Ingatlah bahwa vagina menghasilkan 4 ml cairan setiap hari, dan itu merupakan jumlah yang sehat. Ini adalah bagian dari proses pembersihan vagina. Jika kamu merasa jumlah keputihan meningkat atau terlalu banyak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Baca Juga: [QUIZ] Cek Warna Keputihan Kamu, Normal atau Tidak?
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Kenapa vagina bersifat asam?
Mikrobioma vagina yang paling umum, yaitu spesies Lactobacilli, dapat menghasilkan pH asam yang dapat menyerang dan membunuh bakteri vagina lainnya.
Keputihan yang bersifat asam penting karena dapat melindungi kamu dari infeksi menular seksual dan patogen lainnya, seperti vaginitis dan infeksi jamur.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga nilai pH yang sehat untuk kesehatan vagina yang optimal.
Selama berabad-abad, perempuan zaman dulu tidak diperbolehkan memakai celana, melainkan rok. Bagaimana sejarah perempuan akhirnya bisa memakai celana seperti saat ini?
Dikutip dari Britannica, pada mulanya perempuan di Amerika Serikat lebih banyak yang menggunakan rok. Mereka hanya memakai celana saat bekerja atau melakukan olahraga. Saat itu, tren fashion di masyarakat Barat pun sama.
Pada pertengahan abad ke-20, celana tidak begitu populer di kalangan perempuan meski sejak abad ke-19 sudah banyak perempuan yang memperjuangkan celana. Adopsi celana sebagai pakaian sehari-hari untuk perempuan di masyarakat Barat menemui akarnya pada gerakan reformasi pakaian pertengahan abad ke-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun ada wanita saat ini yang sudah mengenakan pakaian seperti celana jika mereka melakukan latihan fisik atau pekerjaan rumah tangga, pakaian tersebut biasanya tidak terlihat oleh publik. Kebanyakan wanita biasanya mengenakan rok panjang yang terasa berat, terlihat besar, dan membatasi gerak mereka.
Sosok di Balik Hak Perempuan Bercelana
Di Amerika Serikat, Elizabeth Smith Miller merancang versi awal dari pakaian seperti celana untuk wanita sekitar tahun 1851. Pakaian tersebut terdiri dari rok yang memanjang di bawah lutut dan celana longgar "Turki" yang berkumpul di pergelangan kaki, dan dikenakan dengan jaket pendek di atasnya.
Pakaian tersebut dikenal dengan nama bloomers. Nama tersebut diambil dari nama pengusul desain awal pakaian yakni Miller Amelia Jenks Bloomer. Sosok lain yang turut mendukung pemakaian celana pada perempuan adalah seorang feminis Amerika, Mary Edward Walker dan Elizabeth Cady Stanton.
Meski menikmati popularitas di beberapa kalangan, bloomers menimbulkan banyak kontroversi. Penggunaan sehari-hari mereka kemudian memudar setelah beberapa tahun.
Celana sempat kembali menjadi pakaian yang dikenakan perempuan hanya untuk berolahraga, melakukan pekerjaan rumah, atau dipakai secara pribadi.
Celana Adalah Pakaian Rasional
Seiring berkembangnya waktu, para perempuan memakai celana sebagai "pakaian rasional". Artinya, mereka memilih celana dengan alasan praktis, seperti kenyamanan dan kemudahan bergerak di depan umum.
Selain alasan sederhana, para perempuan sempat mengaitkan penggunaan celana dengan gerakan hak-hak perempuan. Saat itu hak-hak perempuan sangat erat dengan perang salib yang radikal dan kontroversial.
Tips membersihkan noda celana dalam
Keputihan yang menodai celana dalam adalah hal yang wajar. Keasaman atau nilai pH keputihan dapat menyebabkan pemutihan pada celana dalam.
Beberapa orang mungkin memakai panty liner atau tampon untuk mencegah keputihan meninggalkan noda di celana dalam. Akan tetapi, menggunakan produk kewanitaan tersebut sebetulnya tidak disarankan dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Karena keputihan adalah sesuatu yang alami, jadi ini tidak bisa dicegah. Yang bisa kamu lakukan adalah menerapkan strategi ini untuk mencegah noda merusak celana dalam kesayangan kamu.
Sebelum menggunakan bahan kimia apa pun, selalu periksa bahan celana dalam untuk memastikan kamu tidak merusaknya dengan larutan pembersih.
Baca Juga: 7 Penyebab Keputihan Berwarna Kuning saat Hamil
Healthshots. Diakses pada April 2024. Is your vaginal discharge bleaching underwear? Here’s why this is happening.Lin, Y.-P., Chen, W.-C., Cheng, C.-M., & Shen, C.-J. (2021). Vaginal pH Value for Clinical Diagnosis and Treatment of Common Vaginitis. Diagnostics, 11(11), 1996. https://doi.org/10.3390/diagnostics11111996Witkin, S., & Linhares, I. (2016). Why do lactobacilli dominate the human vaginal microbiota? BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 124(4), 606–611. https://doi.org/10.1111/1471-0528.14390Self. Diakses pada April 2024. If You Suspect Your Discharge Is Bleaching Your Underwear, You’re Probably Right.Healthnews. Diakses pada April 2024. What Do Bleach Stains in Your Underwear Mean?